Tugas :Ilmu Budaya Dasar
Nama :Achmad Ghozali Ash Shiddiqy
Kelas : 1ea09
PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan itu ada intesintasnya ada penderitaan yang ringan dan ada juga yang penderitaan yang berat. Berat ringannya suatu penderitaan adalah tergantung dari individu masing – masing. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
penderitaan pasti akan dialami oleh semua manusia. Selain manusia merasakan kenikmatan pasti manusia akan diuji oleh suatu penderitaan,tetapi dari penderitaan itulah manusia bisa belajar untuk menjadi dan menjalani hidup lebih baik lagi karena manusia akan berusaha agar mereka tidak mengalami penderitaan itu kembali.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
pendapat saya (Achmad Ghozali Ash Shiddiqy) tentang manusia dan penderitaan adalah
penderitaan menurut saya adalah sebuah ujian/teguran yang diberikan oleh Allah SWT yang diberikan olehnya karna perbuatan kita didunia ini. Banyak orang yang berfikir bahwa pendirtaan diberikan karna Allah itu bertindak tidak adil kepada hidupnya. sebenernya mereka itu salah karna menurut saya, Allah memberikan penderitaan kepada manusia itu ada maksud dan tujuannya, entah itu membuat mereka menyadari akan kebesarannya, atau menyadari apa yang ia lakukan selama ini didunia dan pastinya ada hikmah disetiap penderitaan itu contohnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar. Tentunya setiap penderitaan itu pasti ada hikmah dibaliknya, dan penderitaan akan membuat orang menjadi lebih baik lagi dalam bertindak ataupun bersikap dan Allah akan memberikan ujian/penderitaan kepada tiap manusia agar mereka tau bahwa mereka hidup didunia ini dinilai, jadi mereka tidak boleh sembarang bertindak, karna nantinya mereka akan mempertanggung jawabkan apa yang mereka lakukan didunia ini.
sumber :
http://exalute.wordpress.com/2009/03/29/manusia-dan-penderitaan/
http://srinurjanahapriani.blogspot.com/